Dear  All, 
   Sedikit merangkum pelajaran komposisi dari  berbagai referensi, beberapa diantaranya adalah sbb :
    1. Komposisi  Aturan Sepertiga (Rule of Thirds), 
 
 “From Mommy With Love”, Nikon D90, Lensa  Nikkor AF 50mm f/1.8D, 1/250s, F/1.8, ISO200
    Komposisi gambar sepertiga seperti ini adalah  komposisi yang paling sering digunakan, variannya antara lain :
   - Golden Thirds,
 
  - Nautilus Spiral/Fibonacci,
 
 -  Golden Diagonal,
  
 - Golden Diagonal  Variation,  
 
 - Diagonal and Arc.

 
 2. Komposisi Spiral  Fibonacci
 
 “Pretty Ass”, Nikon D90, Lensa Nikkor AF 105mm  f/2DC with Raynox, 0.5s, F/14, ISO100
 Komposisi Fibonacci ini akan lebih baik lebih diimplementasikan  dalam capture yang memiliki unsur garis lengkung yang dominan. 
  
 Komposisi  Fibonacci adalah perwakilan grafis dari suatu urutan nomor yang  didapatkan dari penjumlahan dua angka sebelumnya : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8,  13,…
  
  
 Di  sekeliling kita komposisi bentuk spiral ini banyak dijumpai seperti pada  rumah kerang/keong, bunga, gelombang laut dlsb. Dalam pengaturan  komposisi, spiral Fibonacci dapat digunakan untuk memperkirakan susunan  elemen-elemen tersebut dapat tersusun dengan baik, alur dari spiral  fibonaci sangat bermanfaat untuk mengarahkan pandangan mata pada Point  of Interest (POI). (LIHAT FOTO-FOTO WEEKLY CHALLENGE TEMA CURVE)
  
  
 3. Komposisi  Line/Elemen Garis
 
  
 “Can’t  Smile Without You”, Nikon D90, Lensa Nikkor AF 50mm  f/1.8D, 1/400s, F/2.5, ISO100
  
 Elemen garis mudah ditemukan pada pagar, jalan atau terowongan.  Jika digunakan dengan tepat, memasukkan elemen garis kedalam gambar  sangat efektif untuk meningkatkan daya tarik foto (LIHAT FOTO-FOTO  WEEKLY CHALLENGE TEMA LINES)
 4. Komposisi Pattern  dan Pola
 
 “Tanggal Tua”, Nikon D90,  Lensa Nikkor AF 50mm f/1.8D, 1/100s, F/4.0, ISO100
  
Disekeliling kita,  mudah sekali ditemukan bentuk pola berulang, baik di alam maupun buatan  manusia. Untuk menjadikan obyek tersebut menarik dari sisi fotografi,  anda hanya perlu memilih perspektif dan focal length lensa yang  digunakan dengan tepat. Semakin besar struktur dan semakin pendek fokal  length lensa, maka struktur tersebut akan memiliki kesan lebih kuat.  Namun anda jangan terpaku pada struktur dan pola dari scene yang luas.  Dalam detail objek makro yang berukuran kecil, terkadang terdapat  struktruk dan pola yang menarik jika direkam dalam bidang foto yang  terbatas. (LIHAT FOTO-FOTO WEEKLY CHALLENGE TEMA PATTERN DAN POLA)
  
  
  
  
 5. Komposisi Framing
  
 
 “Take Me Out”, Nikon D90,  Lensa Tokina ATX Pro DX 11-16mm f/2.8D, 1/125s, F/4.5 at 16mm, ISO200
  
Komposisi ini  digunakan untuk mempertegas batas-batas gambar, dimana saat gambar  banyak melibatkan ruang kosong. bisa dengan menambahkan frame alami,  seperti ran ting, pohon, daun,  pintu, atau jendela dlsb. Frame juga dapat membatasi elemen gambar yang  tidak perlu jiika digunakan dengan tepat,
  
 sehingga  frame-frame tersebut membantu mengarahkan perhatian mata langsung  tertuju pada  Point of Interest (POI). Frame tidak harus focus, kecuali,  frame tersebut memiliki motif yang cukup penting dan merupakan bagian  yang tak terpisahkan dari gambar. (LIHAT FOTO-FOTO WEEKLY CHALLENGE  TEMA FRAME)
  
 6. Komposisi  Perspektif
 Jika semua obyek diambil dengan ketinggian  sejajar, hasilnya cenderung biasa-biasa saja. Cobalah untuk merekayasa  sudut pemotretannya dengan mengambil dari posisi yang lebih tinggi  bird’s eye view atau sebaliknya frog view. Terkadang hasilnya jauh lebih  menawan.(LIHAT FOTO-FOTO WEEKLY CHALLENGE TEMA FROG’S VIEW DAN BIRD’S  EYE VIEW)
 Contoh  : Bird’s Eye View
 
 “Handuk  Merah”, Nikon D90, Lensa Tokina ATX Pro DX 11-16mm f/2.8D, 1/125s,  F/2.8 at 16mm, ISO200
  
Contoh  : Frog View
   
 
 “Frog  View Style”, Nikon D90, Lensa Nikkor AF 50mm f/1.8D, 1/160s, F/1.8,  ISO100
  
  
  
 7. Komposisi  Simetris
 
 “Mertapada Toll Gate”, Nikon D90, Lensa  Tokina ATX Pro DX 11-16mm f/2.8D, 1.6s, F/22 at 11mm, ISO1000
  
 Secara umum, Komposisi ini sedikit  bertentangan dengan aturan komposisi, jika kita salah  mengimplementasikannya. komposisi ini cenderung statis  (death center),  namun jika kita benar mengimplementasikan maka komposisi tsb justru  mampu memberikan hasil yang terbaik. Komposisi simetris paling sering  digunakan dalam foto arsitektur. Komposisi tersebut memudahkan mata  mengenali scene secara keseluruhan dan memberikan bobot sama untuk  setiap elemen visual gambar.
  
  
 8. Komposisi  Vertikal atau Horizontal
 
 “SCBD”, Nikon D90,  Lensa Tokina ATX Pro DX 11-16mm f/2.8D, 2.5s, F/2.8 at 11mm, ISO200
 Seperti  yang pernah disampaikan salah satu suhu IPC, mata manusia lebih terbiasa  melihat sesuatu dalam format lansekap atau horizontal, kalo tidak salah  setara dengan lensa 14mm dan kebanyakan foto juga diambil dalam format h orizontal. Oleh  sebab itu, bidang sensor dan viewfinder pada kamera juga mengadopsi  format tersebut. 
 Format tersebut belum tentu menjanjikan  tampilan yang menarik. Pada situasi tertent u, dimana elemen  garis vertikal sangat dominan, gambar yang diambil dalam format potrait  atau vertikal cenderung lebih baik.
 Elemen garis horizontal dapat memberikan  kesan luas dan lebar. Sedangkan elemen garis vertical memberikan kesan  tinggi dan gagah. Oleh karena itu, format horizontal sering digunakan  pada foto pemandangan, sedangkan format vertikal digunakan pada foto  potret.
 9. Komposisi Ruang  Aktif
  
 
 “SCBD”, Nikon D90, Lensa Tokina ATX Pro  DX 11-16mm f/2.8D, 1/8s, F/2.8 at 14mm, ISO100
  
 Saat  melihat obyek bergerak, secara naluriah mata akan mengikuti kemana obyek  tersebut bergerak. Namun, saat melihat gambar obyek bergerak dan  tiba-tiba ruang di depannya habis, muncul rasa ingin tahu kearah mana  obyek tersebut bergerak. Akhirnya, perasaan tersebut membuat gambar  menjadi kurang menarik. Karena itu, pada foto objek bergerak, perlu  diberikan ruang gerakan didepanya supaya ruang tersebut tidak “mati”.  Ruang gerakan tersebut dinamakan sebagai ruang aktif.
 10. Komposisi Detil/Makro
 
 “Pretty Ass”, Nikon D90, Lensa Nikkor AF 105mm  f/2DC with Raynox, 20s, F/18, ISO125
 Komposisi  ini digunakan jika ingin mendapatkan gambar detil motif, agar tampilan  motif tersebut lebih menonjol, kita bisa capture dari dekat untuk m endapatkan detilnya,  atau dengan membatasi area gambar dengan menggunakan fasilitas zoom  lensa, lensa makro atau bahkan bisa dengan melakukan penyamaran. Semakin  baik detail yang terekam, semakin jelas pesan yang ingin disampaikan  lewat gambar. Dengan memotret dari dekat, detil gambar dapat dipilih  dengan lebih tepat.
  
  
 11. Komposisi Simplicity
  
 
 “Brrrrrr”, Nikon D90, Lensa Nikkor AF 50mm f/1.8D,  1/1000s, F/1.8, ISO200
 Komposisi ini digunakan pada scene yang banyak menggunakan  elemen visual gambar yang berlebihan, buat Foto yang hanya menampilkan  elemen visual seperlunya saja, hal ini justru sering memiliki tampilan  yang lebih menawan.
 Bukankah foto itu hanya menyampaikan pesan satu tema?.  Teknisnya bisa kita lakukan dengan seleksi fokus dengan aperture besar  (buat background menjadi Blur atau Bokeh).
  
  
  
 12. Komposisi dengan Memilih Foreground yang  Menarik
 
 “Kampung Sari Laut”, Nikon D90, Lensa  Tokina ATX Pro DX 11-16mm f/2.8D, 30s, F/10 at 11mm, ISO100
  Banyak foto  pemandangan yang menakjubkan tapi masih terkesan datar dan membosankan.  hal tersebut biasanya disebabkan karena ketiadaan elemen Foreground.  Padahal Foreground dapat menciptakan komposisi berjenjan g yang memperkuat  efek spasial pada gambar. Saat melihat sebuah gambar pemandangan,  pandangan mata sering kali lebih cepat tertuju pada pada objek di  kejauhan. Efek kedalaman pada gambar, kita harus bisa memanfaatkan objek  seperti bebatuan, tanaman bunga, atau benda lain yang berpotensi  dijadikan Foreground. Foto yang diambil dengan foreground dapat diambil  dengan lensa wide. Foreground diambil dari jarak dekat  sehingga dapat lebih  menonjol. Dengan cara tersebut, gambar akan memiliki kesan kedalaman  yang lebih optimal. Supaya hasilnya lebih baik, gunakan aperture kecil  antara f16-f18 (Seperti Tips Suhu Prio) supaya kamera memiliki cakupan  ruang tajam yang lebih luas. 
   
  
  
  
BERANI MELANGGAR ATURAN??
 Dalam fotografi pun terjadi pertentangan dalam implementasi  aturan komposisi yag sudah ada. Sebagian mematuhi, sebagian merasa  kebebasannya dibatasi. hal ini justru mengekang kreatifitas. bagi saya  melanggar aturan komposisi sah-sah saja selama : gambar yang  dihasilkan memiliki komposisi yang lebih baik, mempunyai seni fotografi  lebih baik, dan lebih masuk akal.
  
 sekian share pemahaman saya terhadap komposisi,  mohon ditambahkan dan diperkaya lagi..
  sak repes (satu rupiah)  wae…
by Endar T. Prakoso, TN6
(all pictures are copyrighted by Endar T. Prakoso)
sumber : http://ipc.ikastara.org/2010/06/rangkuman-pelajaran-komposisi/
 Share