Tampilkan postingan dengan label BLACKBERRY STATUS VIA FACEBOOK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BLACKBERRY STATUS VIA FACEBOOK. Tampilkan semua postingan

2.08.2011

Prosedur Cara Mengurus Surat Nikah





Salah satu tahapan dari pernikahan adalah mengurus surat nikah. Bagi yang anda yang sebentar lagi akan menikah lebih baik uruslah masalah ini jauh-jauh hari sebelumnya, minimal satu bulan sebelum menikah. Terlebih jika mempelai pria dan mempelai wanita beda kota atau bahkan beda pulau :D. Apabila anda menikah di kediaman mempelai wanita, langkah-langkah persiapannya pengurusan surat nikah adalah sebagai berikut



Langkah-langkah Calon Mempelai Pria (CMP):

1. CMP ke RT dan RW setempat untuk membuat surat pengantar. Bawa fotokopi KTP CMP (2 lembar), fotokopi KTP CPW (tulislah keterangan menumpang menikah di KUA dekat tempat tinggal CPW, Penting!).
2. CMP ke KELURAHAN untuk membuat SURAT PENGANTAR KUA NUMPANG NIKAH. Bawa fotokopi KTP CMP (2 lembar), fotokopi KK CMP (2 lembar), fotokopi CPW (1 lembar), fotokopi KK CPW (1 lembar).
Hasilnya :Surat N1 dan N4 untuk dibawa ke KUA.
3. CMP ke KUA untuk membuat SURAT NUMPANG NIKAH. Bawa Surat Pengantar dari Kelurahan CMP, KK CMP, KTP CMP, KK CMW dan KTP CMW. Biaya sekitar 100ribu.

Langkah-langkah Calon Mempelai Wanita (CMW)

1. CMW ke RT dan RW setempat untuk minta pengantar surat dari RT dan RW. Bawa fotokopi KTP CMW (2 lembar).
2. CMW ke KELURAHAN dengan membawa fotokopi KTP CMW (2 lembar), surat pengantar RT dan RW (langkah pertama), fotokopi KK CMW (2 lembar), fotokopi KTP CMP, fotokopi KK CMP.
Hasilnya : Surat N1 dan N4 untuk dibawa ke KUA.
3. CMW ke KUA dengan membawa Surat Pengantar dari Kelurahan CMW, SURAT NUMPANG NIKAH dari CMP, KK CMW dan pas foto 2×3 masing-masing 3 lembar (ada juga yang minta foto 4x6, untuk jaga-jaga sekalian buat foto masing-masing 5 lembar). Biaya sekitar 100ribu belum termasuk biaya penghulu.
Hasil : Surat keterangan akan menikah dari KUA


Setelah itu tinggal adakanlah perjanjian dengan penghulu, mau dijemput atau langsung ditunggu di lokasi. Biaya penghulu berfariasi tergantung dari lokasi tempat anda menikah bisa jadi 300ribu, 500ribu atau bahkan 1juta. Jika diperlukan bayarlah separuh dulu ke penghulu sebelum acara dan bayar sisanya setelah acara. Biaya Resmi menikah di KUA sebetulnya murah. Biaya menjadi tinggi karena umumnya pengantin mengundang penghulu ke rumah pada saat hari libur. Sehingga para penghulu juga pasang tarif.


atau dengan singkat saya rincikan satu-satu, aja yah

Yang di persiapkan pihak Pria :

1. Foto berwarna 3x4 background warna biru 3 lembar
2. Fotokopy KK 3 lembar
3. Surat keterangan sehat calon mempelai
4. Foto copy Surat nikah dari Bapak/ibu
5. Foto copy KTP yang masih berlaku 3 lembar
6. Foto copy Ijasah terakir 3 lembar
7. Foto copy Akte kelahiran

Setelah semuanya siap silahkan datang langsung ke pihak terkait biasanya pak modin, atau bila ingin mengurus sendiri urutanya adalah sebagai berikut :
Surat keterangan dari RT/RW dan Kelurahan. Surat adat Istiadat dari Kepolisian, Surat Pindah nikah atau Pindah tempat. Trus Surat keterangan status Dari KUA. Kalo menurut saya lebih baek minta di urusin aja sama pihak yang udah dibidangnya hehehehehhe agak ribet soalnya :D

Setelah beres semuanya baru di serahkan ke pihak wanita.

Yang di persiapkan pihak Wanita :

1. Foto berwarna 3x4 background warna biru 3 lembar
2. Fotokopy KK 3 lembar
3. Surat keterangan Suntik TT
4. Foto copy Surat nikah dari Bapak/ibu
5. Foto copy KTP yang masih berlaku 3 lembar
6. Foto copy Ijasah terakir 3 lembar
7. Foto copy Akte kelahiran

Nah untuk yang ini agak ribet soalnya untuk suntik TT harus mengajak Calon suaminya, hehehehe
Prosedur suntik tt:
1. Surat pengantar dari Rt/ Rw
2. Surat pengantar dari Rt/ Rw dibawa ke kelurahan untuk di buatkan surat permintaan suntik tt
3. Setelah itu di bawa ke Kecamatan untuk ttd dan stempel
4. Dilanjutkan ke KUA minta surat KMA
5. Trus ke puskesmas minta surat keterangan sehat (P/W) dan ket suntik tt

Setelah semua beres berkas2 dari pihak pria dan wanita di bawa ke KUA atau biasanya ada pihak dari Desa yang membantu :D

Semoga bermanfaat

Kalo ada yang mau nambahin silahkan. :D

Add to Google Reader or Homepage
Read More

1.29.2011

Biaya atau Jasa Fotografi Digital itu Mahal ya?

Demikianlah sebuah pertanyaan yang sudah tidak asing lagi bagi para pelaku usaha jasa Fotografi, yang kerap dilontarkan oleh calon konsumen saat bernegosiasi.






Bahkan lebih sering lagi jika dilanjutkan dengan kalimat, "Kan sekarang udah jaman digital, udah ga pake film lagi". (Saya sendiri baru tadi malem ditanyain begini sama calon konsumen, hehehehe... ^^).

Untuk menjawabnya, mungkin akan lebih mengena jika pembaca saya ajak mengenal dunia bisnis Fotografi. Dengan sebagian menitikberatkan pada bidang yang sedang tren saat ini, Jasa Fotografi Acara/Event.

PENDAHULUAN

Fotografi masih menjadi primadona utama dalam bidang dokumentasi Event/Acara, Promosi, Iklan dan lain sebagainya..

Tanpa bermaksud mengecilkan Media Dokumentasi lain, sebuah Foto dalam komposisi & teknis yang tepat dari sebuah momen Acara, mampu "berbicara" lebih kuat daripada Media lain.

Foto juga dianggap lebih mudah dipresentasikan kepada pihak lain. Misalnya (yang paling sering) foto Pernikahan, Selametan, Kelahiran sampai promosi Produk. Cukup dengan memperlihatkan beberapa lembar cetakan yang bermuatan Foto (Katalog, Flyer, Banner dll), orang sudah bisa mengerti apa maknanya gambar-gambar tersebut. Tanpa harus menggunakan alat presentasi khusus, kita sudah bisa bercerita panjang lebar mengenai peristiwa yang terekam dalam foto2 tersebut.

PELAKU BISNIS FOTOGRAFI

Bicara mengenai Usaha Jasa Fotografi, berarti kita bicara mengenai Bisnis. Dan bicara mengenai Bisnis, berarti berbicara mengenai dua poin penting : Modal dan Untung, atau Rugi dan Laba.

Bisnis atau usaha yang baik, pasti berawal dari Modal yang cukup dan berakhir dengan Untung yang mengembalikan Modal awal. Istilah kasarnya, "Minimal balik modal, deh.."

Kalau boleh saya menggolongkan, pelaku bisnis Fotografi terdiri dari 3 golongan :

1. Professional

Adalah mereka yang 100% menggantungkan hidup dari mencetin shutter. Bagi golongan ini, Untung & Rugi harus jelas. Memiliki semangat, "Harga tidak pernah bohong". Apa yang anda bayarkan, itulah yang anda terima. Semakin tinggi modal yang berani anda keluarkan, semakin tinggi kualitas hasilnya. Baik foto maupun kemasannnya. Terlebih ditunjang dengan pengalaman Fotografi yang sangat mumpuni, baik konsep, komposisi maupun tehnik. Kemampuan Improvisasinya jangan ditanya. Dalam kondisi apapun, kalo motret pasti bagus meski dengan alat seadanya.

2. Semi-Professional

Pada golongan ini, Jasa Fotografi adalah penghasilan sekunder/tambahan. Secara prinsip usaha, sama dengan golongan pertama. Hanya saja karena antar Vendor/Penyedia Jasa memiliki kualitas beragam, maka calon konsumen harus jeli dalam memilih kesesuaian antara harga yang ditawarkan dengan kualitas foto yang dihasilkan. Begitu juga dengan kemampuan Konsep, Komposisi, Tehnik & Improvisasi (KKTI).

3. Hobbist

Pada golongan ini, Fotografi adalah hobi dan kesenangan. Umumnya tidak memikirkan antara Untung dan Rugi. Dikasih, syukur. Kalo ngga, Ya udah... Secara kualitas, umumnya agak berbeda dengan golongan kedua. Mengapa ? Pengalaman adalah salah satu kunci utama yang harus dimiliki pelaku Bisnis Fotografi. Dan pada golongan ini, biasanya pengalaman yang diperlukan untuk bisnis Fotografi terbilang minim.

YANG DIPERHITUNGKAN DALAM MENENTUKAN HARGA JASA FOTOGRAFI

Setelah mengenal tipe pelaku Usaha, kini kita berbicara mengenai hal-hal yang menjadi modal utama Usaha Fotografi dan dampaknya pada harga Jasa yang harus dibayar oleh konsumen.

Setiap usaha tentunya memerlukan Modal. Semakin besar Modal yang dikeluarkan, semakin besar pula Laba yang diharapkan demi menutup Modal

Nah, apa saja yang harus diperhitungkan dalam dunia Jasa Fotografi ?

1. PENGALAMAN

Adalah modal utama yang harus dimiliki, yang berkaitan erat dengan KKTI. Siapapun saat ini bisa belajar mengenai Prinsip Dasar Fotografi dimana saja. Kuliah Sarjana, Kursus Fotografi hingga sekedar nanya di Komunitas Fotografi. Ditambah dengan harga peralatan Fotografi amatir yang sekarang ini semakin terjangkau, seolah melengkapii Booming Tren Fotografi selama 8 tahun terakhir ini.

Tapi seperti yang dikatakan oleh seorang Maestro Foto Indonesia, "Sekolah adalah hanya langkah awal. Setinggi apapun gelar atau ilmu yang didapat, tetap hanya merupakan ilmu dasar Fotografi. Hanya bagaimana supaya Kamera bisa menghasilkan gambar yang pas. Tidak terlalu gelap (Under Exposure), tidak terlalu terang (Over Exposure), tidak terlalu miring, tidak terlalu burem dan lain-lain.

Sementara Konsep, Komposisi, Tehnik & Improvisasi (KKTI) adalah langkah lanjutan yang tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Keempatnya hanya bisa didapat melalui Latihan & Pengalaman Mandiri".

Pengalaman. Adalah modal utama & termahal yang dimiliki oleh seorang Fotografer. Maka tidak jarang ada Fotografer yang mematok harga tinggi untuk karyanya. Karena merupakan hasil dari mencari pengalaman bertahun-tahun bergelut di Fotografi. Semakin berpengalaman seorang Fotografer, semakin mahir ia beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Ketika menghadapi kendala, ia tidak akan bingung dan mahir berimprovisasi. Kekurangan menjadi kelebihan, inilah yang menjadi perbedaan antara Pemula & Berpengalaman.

2. ALAT YANG MEMADAI

a. BODY KAMERA

Seperti pada judul tulisan ini, poin ini selalu menjadi perbincangan seru antara Penyedia Jasa & Konsumen. Betul sekali kalau saat ini harga alat-alat Fotografi sangat terjangkau. Terlebih dengan kemajuan Teknologi Digital, yang menghilangkan ketergantungan sang Fotografer dalam menghitung jumlah film tersisa, seperti tahun-tahun dahulu. Jika dulu kalau mau foto harus itung2an jumlah film, kini bisa dilakukan sekuatnya. Kalo nyanggup bergaya sampe 500 shot, ya hayu aja...

Tapi kenapa koq harga Jasa Fotografi tetap mahal ? Padahal sudah tidak menggunakan Roll film & harga Kamera cukup murah? Salah satu penyebabnya adalah ongkos Pemeliharaan Alat yang harus diperhitungkan. Kamera Digital mempunyai kelemahan dalam soal umur, karena Mekanismenya digerakan secara Elektronik. Sama seperti Komputer, Hape, Kalkulator dan sebagainya. Suatu saat akan mengalami "Keausan" Komponen setelah sekian lama pemakaian rutin. Belum lagi wilayah kerjanya yang kadang bersinggungan dengan alam. Masuk debu, kena ujan, tergoncang, suhu lembab dan lain-lainl, turut mempengaruhi umur komponen di dalamnya. Berbeda dengan Kamera Analog, yang digerakan secara mekanik. Umurnya lebih panjang dan lebih tahan "banting" (meski kalo dibanting beneran, ancur juga sih...hehehehe). Apalagi jika dirawat dengan baik, dalam 20 tahun ke depan masih bisa dipake motret (asal media filmnya masih produksi aja...).

Umumnya kamera Digital SLR memiliki umur antara 100.000 - 200.000 shot (Shutter Count. Untuk Kamera Compact umurnya lebih pendek lagi, sekitar 50.000 shot). Jika pemakaian sangat aktif, seperti pada Fotografi Pernikahan atau Dokumentasi Acara, kurang lebih umur maksimum tercapai dalam 2-3 tahun penggunaan. Lebih dari itu, biasanya muncul penyakit yang cukup mempengaruhi kualitas Foto. Dari sekedar susah njepret, Fokus mogok sampai Sensor Kamera yang protes minta pensiun...gambarnya jadi banyak warna aneh atau burem.

Sehingga wajar jika sang Fotografer harus bersiap menghadapi pilihan antara memperbaiki atau membeli Body Kamera (baru atau second) dalam jangka 2-3 tahun masa kerjanya. Dan ini adalah Rugi nan Abadi. Dalam arti akan selalu ada pengeluaran biaya untuk hal ini, selama ia mau berbisnis. Karena ketika kamera "meninggal" & tidak ada penggantinya, otomatis tentu tidak ada pemasukan....yang bisa berujung dengan bangkrutnya usaha yang telah dirintis dengan susah payah.

Sering para Sepuh Bisnis memberi petuah, "Ketika memberikan harga, hitung 50%-nya untuk Alat. Karena tanpa alat, bisnis kamu akan mati" Contohnya, untuk sebuah Body kamera DSLR Semi-Pro saat ini berkisar antara 8 - 17 juta Rupiah. Artinya, dalam 2-3 tahun harus sudah terkumpul 8-17 juta Rupiah hanya untuk persiapan mengganti Body lama. Bahkan kalau bisa lebih, supaya bisa meningkatkan kualitas (Tentunya kita tidak ingin membeli barang baru, tapi sejenis dengan barang lama yang kita punya).

Inilah salah satu poin penting dalam menentukan harga Jasa Fotografi.

b. LENSA

Lensa sudah pasti menentukan kualitas dari Foto yang dihasilkan. Harga tidak pernah bohong untuk benda yang satu ini. Meski saya tidak menyangkal, bahwa hanya dengan lensa Kit/bawaan saja kita sudah bisa menghasilkan Foto yang bagus. Namun dalam kondisi tertentu kita membutuhkan Lensa berkualitas Primer untuk menangkap gambar yang diinginkan.

Deep Macro/Micro, Deep DOF, Perspective dan Steady Exposure adalah beberapa contoh tehnik Fotografi yang sulit dihasilkan dari Lensa Kit biasa. Diperlukan Lensa khusus, yang tentunya memerlukan lebih banyak Rupiah untuk menebusnya. Dan untuk sebuah Lensa berkualitas Primer, bisa seharga 2-3 Body Kamera baru (bisa dilihat di Katalog alat Fotografi manapun untuk membuktikannya). Nah, berarti kembali lagi harus menyisihkan sekian persen dari "Pendapatan" untuk tujuan ini. Dan juga untuk siap-siap seandainya si Lensa perlu "Opname" karena Jamur, Baret, Mogok Kerja dan lain sebagainya.

c. ASESORIS LAIN

Dibutuhkan juga Asesoris tambahan demi menunjang proses pengambilan yang baik & benar. Seperti misalnya Flash Tambahan/Lampu Blitz, yang sangat signifikan untuk proses foto dalam ruangan atau cahaya redup. Saya tidak terlalu menitikberatkan pada poin ini. Karena untuk memenuhi kebutuhan akan Asesoris ini, kadang tidak diperlukan barang yang "bermerk". Dengan merk "miring-miring" atau alat ciptaan sendiri pun masih bisa dihasilkan foto yang baik. Namun tentu saja biaya penggunaannya juga harus diperhitungkan.

Misalnya foto untuk Profil Perusahaan, tentunya memerlukan perangkat Cahaya tambahan yang lebih dari sekedar lampu Blitz biasa. Jika tidak punya, maka menyewa. Jika menyewa, maka kudu bayar. Dan akhirnya, termasuk dalam biaya modal awal.. ^^

3. PRODUKSI

a. LOKASI

Misalnya untuk Foto Prewedding, lokasi turut menentukan hasil akhir yang dicapai (yang tentunya diperlukan juga kepiawaian dalam memadukan antara Konsep, Kostum dan Lokasi). Misalnya, Foto yang diambil di halaman sekitar rumah, tentu berbeda suasana dengan yang diambil dalam Taman Wisata Kebun atau Pantai (kecuali kalo punya halaman rumah segede Taman Wisata kali yaa...).

Namun yang menjadi kendala, di Indonesia ini bisa dibilang nyaris tidak ada yang gratis. Berfoto di lokasi strategis manapun, pasti harus bersiap dengan "Puluhan Ribu" demi Pungli & Preman, baik Negeri maupun Swasta. Jangankan di Taman Wisata, di ruang Publik dan Taman Kota aja, yang seharusnya bebas digunakan oleh Masyarakat, tetap musti siap "Sesajen" buat para "Jin" disana. Apalagi jika ingin berfoto di lokasi yang Eksotik, seperti Mall, Hotel, Cottage atau rumah Gallery. Maka siap-siap aja merogoh kocek hingga Jutaan rupiah.

Kecuali kalo calon Pengantin bersedia masuk ke dalam pelosok negeri demi mendapat sedikit pemandangan alam khas Indonesia. Yang tentunya gratis untuk wilayah yang sama sekali belum tersentuh manusia. Tapi itupun masih memerlukan biaya Transportasi & Akomodasi untuk pergi ke sana, bukan? Intinya, semakin indah lokasi yang diinginkan, ya semakin ada biayanya...

Mungkin ada yang berpendapat, " Kalau soal latar belakang foto, kan bisa diedit dengan Komputer ?" Betul sekali, bisa. Namun keaslian dan perasaan megah saat melihat foto yang dibuat di lokasi aslinya masih sulit ditandingi oleh keajaiban Teknologi Olah Digital. Sebagus-bagusnya alam ciptaan Komputer, tetap masih lebih sempurna alam ciptaan Tuhan. Baik perpaduan Cahaya, Bayangan, Warna, Bentuk dan lain sebagainya.

b. KONSEP DAN TEMA

Umumnya fotografer yang baik, akan mencari konsep yang disesuaikan dengan karakter dari pasangan klien. Pengenalan terhadap karakter sangat ditentukan dari pengalaman fotografer yang harus bisa melihat karakteristik baik sifat ataupun fisik dari pasangan tersebut.

Seorang fotografer tentunya akan dapat membayangkan hasil akhir dari karyanya, dan untuk mencapai hasil seperti yang diinginkan diperlukan kesesuaian tema dan konsep dengan karakteristik dari pasangan pengantin. Semakin tinggi pengalaman seorang fotografer, akan semakin mudah dia untuk dapat melihat karakter dari pasangan hingga menentukan konsep yang baik akan lebih cepat dimana konsep ini disesuaikan dengan karakter ataupun kondisi fisik pasangan.

Konsep sendiri turut menyumbang dalam menentukan jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam produksi foto. Semakin rumit Konsep yang diminta, semakin banyak Property yang diperlukan. Misalnya, foto yang berkonsep mengenai Pilot Pesawat Komersil, tentu memerlukan biaya yang lebih mahal dari foto Pembalap Sepeda. 

4. PASCA PRODUKSI

a. PROSES EDITING

Foto digital, dari manapun sumbernya, memerlukan sentuhan editing untuk menyempurnakan hasilnya. Minimal mengkoreksi Contrast & Brightness. Kalau cuman 1-2 foto aja, mungkin bukan hal yang rumit. Bisa diselesaikan dalam 10 menit. Tapi jika berhadapan dengan 400 - 500 foto ? Bisa abis 60-80 jam untuk mengkoreksinya. Alias 7-10 hari dalam 8 jam kerja rutin. Itupun dalam arti Editing koreksi biasa.

Jika membuat Kolase, Olah Digital dan sebagainya, 1-2 foto pun bisa lebih dari 1 jam. Apalagi kalo puluhan foto, bahkan ratusan. Sebagai gambaran, mungkin saya bisa memberi contoh berdasarkan pengalaman.

Tahun lalu saat meliput sebuah acara Pernikahan, saya sudah menduga ada yang kurang beres dengan Tata Rias Pengantin Wanitanya. Ternyata benar, dipertengahan acara Make-Upnya agak drop. Sehingga muncul noda-noda Jerawat yang awalnya tersembunyi dibalik Bedak. Ada sekitar 326 foto yang memperlihatkan para Jerawat itu, baik Medium Shot maupun Close Up. Alhasil, dibutuhkan waktu nyaris 3 minggu lebih untuk menghapus Jerawat dari ke-326 foto tersebut.

Inilah yang dilakukan sang Fotografer pada jaman Digital ini. Bahwa proses Fotografi tidak berhenti setelah sesi Pemotretan selesai, namun masih berlanjut ke hari-hari berikutnya. Hal tersebut sebenarnya merupakan keuntungan. Karena berarti sang Fotografer dapat menuangkan segala ide yang ada, demi terciptanya sebuah karya foto yang 100% mencerminkan jiwa seni sang Pemotret. Ibarat Pelukis, ia bertanggung jawab pada proses penciptaan. Sejak hanya berupa kertas kosong, hingga menjadi Lukisan yang indah.

(Hal ini berbeda dengan jaman Kamera Analog. Dimana setelah sesi pemotretan, sang Fotografer terpaksa menyerahkan sepenuhnya proses Pasca Produksi {Cuci-Edting-Cetak} pada Lab. Foto. Bukannya saat itu para Fotografer malas berproses. Tapi karena biaya kepemilikan sebuah Mesin Lab foto bisa diartikan sama aja membeli Rumah. Tidak semua Fotografer sanggup membelinya.)

Dan dimanakah proses editing ini dilakukan ? Tentunya menggunakan alat yang bernama Komputer. Dan seperti alat Elektronik lainnya, Komputer ini juga punya jangka waktu pemakaian yang patut diperhitungkan. Meski tidak mudah rusak, tapi biaya operasional, listrik dan lama kerja olah Foto harus dihitung sebagai biaya Produksi.

Maka tepatlah apa yang sering dicamkan oleh para Pakar Ekonomi, " Modal sekecil apapun harus diperhitungkan dalam meraih Laba".

b. HASIL AKHIR

Hasil akhir sebuah Foto bisa berbentuk apa saja yang diinginkan Konsumen. Apakah itu Album Foto, Flyer, Billboard, Katalog, Poster dan lain sebagainya. Tentu saja masing-masing memiliki harga tersendiri. Dan apakah nantinya diambil langsung atau mau di kirim keluar daerah ? Jika akan dikirim keluar daerah, tentu ada biaya pengirimannya.

Kira-kira demikianlah uraian saya mengenai dunia bisnis Fotografi Digital. Di balik kemudahannya, ternyata tersimpan sejumlah kerumitan di belakangnya. Namun bukan berarti bahwa untuk bisa mendapatkan Jasa Fotografi bagus harus mempersiapkan biaya mahal. Hanya saja dalam poin tertentu, kita tidak bisa menutup mata pada kenyataan, bahwa ada korelasi antara Modal yang dikeluarkan dengan Hasil yang didapat.

"Semurah apapun barang kelas satu, tetap kualitasnya tidak akan pernah bisa ditandingi oleh barang termahal kelas dua".

Sekian dan Terima Kasih

(terima kasih untuk mas Widianto H. Didiet, yang sudah memberikan masukan untuk tulisan ini)

Seperti yang ditulis oleh Leonardo Sandan di Facebook-nya.

Jasa Fotografi Digital Itu Mahal Ya?
By Leonardo Sandan

post by nina , source : here

Add to Google Reader or Homepage
Read More

Download e-Book 50 Trik Menjawab Tes Interview Kerja

Buat yang masih bingung kenapa ga lolos-lolos dan dapet kerja mungkin gara-gara salah menjawab pertanyaan ketika tes wawancara kerja kali, ini ada sedikit kumpulan artikel yang mungkin bisa dicoba untuk memperbaiki kesalahan kamu pada saat menjawab pertanyaan pada saat wawancara/interview kerja kembali.


silahkan download pdf nya di bawah



http://www.mediafire.com/?xockkms54qp8afj
pass : facebook.com/fajriphoto

atau silahkan mampir ke trit agan oestad yang udah cape2 bikin tritnya di kaskus ke TKP gan , ga ada salahnya kasih cendol ke doi atau ane  

kalo ada pertanyaan, kritik atau saran silahakan tinggalkan komen juragan sekalian aja di komentar postingan ini, okeh gan!!! thx you dah...
Read More

1.20.2011

Trik Rahasia Menjawab Wawancara Kerja - PART 1

Berdasarkan survey, ada 50 pertanyaan yang paling sering diajukan dalam tes interview. Apa saja dan bagaimana trik menjawabnya? Inilah kumpulan trik dan tips yang wajib dibaca dan dipelajari oleh para pelamar kerja dan para manajer sumber daya manusia. Di sini dikupas tuntas bagaimana trik mewawancarai calon karyawan dan bagaimana menjawab pertanyaan dengan jitu.
Trik Interview Kerja




Lakukan Tes Ini Dan Ukurlah Kemampuan Wawancara Anda

Jika Anda melakukan tes wawancara ini, Anda akan memiliki gambaran tentang seberapa bagus Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan dalam wawancara kerja. Baik Anda adalah orang yang baru pertama kali mengikuti wawancara maupun yang sudah berpengalaman.

Jawaban klise gampang sekali ditebak, karena merupakan jawaban yang sering dilontarkan banyak orang.

Contoh pertanyaan sang pewawancara: “Apa yang Anda cari dalam pekerjaan baru Anda nantinya?”

Jawaban klise: “Saya ingin bekerja pada perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan, sehingga saya dapat menggunakan kemampuan saya dan belajar serta dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan baru."

Instruksi
Setiap pertanyaan pewawancara akan diikuti dengan 3 pilihan jawaban, yakni (A), (B), dan (C). Tugas Anda adalah memilih jawaban yang Anda anggap paling efektif dalam setiap situasi. Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling kuat. Ketika Anda mencermati setiap pilihan, berpikirlah dengan cara sang pewawancara berpikir. Dari jawaban tersebut akan terpampang informasi mendalam tentang kemampuan dan pengalaman si calon karyawan.

Setelah menyelesaikan tes ini, cek jawaban yang telah Anda pilih. Kemudian lihatlah skor Anda dan kategori peringkat kemampuan tes wawancara Anda.

Abaikanlah hasil tes pertama Anda, lalu lakukanlah tes kedua dan lihatlah apakah Anda dapat meningkatkan skor wawancara Anda. Dengan mempelajari beberapa kali contoh-contoh yang diberikan di artikel ini, Anda akan menjadi terbiasa dengan jenis-jenis pertanyaan yang nantinya mungkin akan Anda hadapi dan memberi Anda gagasan tentang jawaban-jawaban yang paling kuat untuk pertanyaan-pertanyaan itu.

Cobalah untuk membaca ulang tes wawancara Anda satu hari sebelum Anda menjalani wawancara kerja yang sesungguhnya untuk menyegarkan kembali ingatan Anda, tetapi yang terpenting adalah hal apa yang membuat suatu jawaban menjadi sebuah jawaban yang paling kuat.

Setelah Anda puas dengan skor yang berhasil Anda capai, Anda akan siap untuk menyusun cerita Anda sendiri.

PERTANYAAN PEWAWANCARA

1. "Mari kita mulai dengan menceritakan tentang siapa Anda."

Pilihlah jawaban yang paling kuat.

(A) Saya lahir di Bandung. Ibu saya usaha katering dan ayah saya seorang dosen. Selepas SMA saya kuliah di UGM jurusan akuntansi. Saya sudah bekerja selama 5 tahun di perusahaan asing sebagai asisten auditor. Kemudian saya pindah ke bank swasta nasional dan bekerja 2 tahun sebagai auditor internal. Dan di perusahaan terakhir ini saya baru bekerja selama setahun sebagai manajer keuangan.

(B) Saya pernah bekerja di bidang pelayanan pelanggan selama 7 tahun. Dalam pekerjaan terakhir, saya memimpin sebuah tim beranggotakan 8 orang. Saya memiliki kemampuan komunikasi dan hubungan antarpersonal yang luar biasa, dan itulah yang memungkinkan saya bekerja dengan orang banyak pada beragam tingkatan. Saya punya latar belakang bekerja di perusahaan besar maupun kecil. Keunggulan saya adalah kemampuan dalam mengorganisasi dan mengoordinasikan proyek untuk memastikan agar tenggat waktu terpenuhi.

(C) Senang sekali. Apakah Anda ingin mengetahui kehidupan pribadi saya atau pengalaman kerja saya? Mana yang Anda inginkan? 

EVALUASI JAWABAN
Jawaban Terkuat

(B) Jawaban ini paling kuat karena ia menampilkan ringkasan yang bagus tentang apa yang harus Anda tawarkan. Sang pewawancara mengetahui berapa tahun pengalaman Anda, jenis-jenis perusahaan di mana Anda pernah bekerja, dan apa yang menjadi keunggulan Anda berkaitan dengan pekerjaan itu. Di dalam jawaban itu juga terdapat kombinasi antara kemampuan berbasis pengetahuan, kemampuan yang dapat ditransfer (transferable skills) dan watak pribadi Anda. Di sini tampak bahwa Anda sedang berupaya menampilkan kesan yang bagus tentang diri Anda.

Jawaban Pertengahan

(A) Jawaban ini benar adanya, namun tidak sekuat jawaban (B). Ini adalah model jawaban yang mengacu pada resume atau CV: "Saya lahir, masuk universitas, dan bekerja." Akan lebih bagus jika Anda memberikan informasi yang lebih detail dan spesifik, seperti jenis perusahaan tempat Anda pernah bekerja. Jawaban yang ideal berisi gambaran yang ringkas dan padat tentang diri Anda sekarang ini.

Jawaban Terlemah

(C) Ini jawaban paling umum namun lemah. Jawaban ini tidak menunjukkan persiapan atau perencanaan sesuai yang ingin diketahui pewawancara.

BERILAH PENILAIAN PADA DIRI ANDA

Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 5 poin.

Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 3 poin.

Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 0 poin. 

2. "Mengapa Anda meninggalkan—atau mengapa Anda berencana meninggalkan—pekerjaan terakhir Anda?"

Pilihlah jawaban yang paling kuat.

(A) Perusahaan melakukan reorganisasi, dan departemen saya dihapus. Pekerjaan mulai membingungkan, dan itu tidaklah mengejutkan. Saya menyukai pekerjaan saya dan orang-orang yang bekerja dengan saya, sehingga saya berharap hal itu tidak mempengaruhi kami, tetapi sayangnya kami semua harus pergi. Saya akan mencari pekerjaan yang sama dengan pekerjaan itu.

(B) Saya sedang mencari tantangan baru. Saya telah bekerja di perusahaan itu selama 2 tahun dan tidak mendapati pekerjaan itu semenarik yang pernah saya lakukan. Saya mencari sebuah perusahaan di mana saya dapat menghadapi tantangan-tantangan baru dan berkembang. Pekerjaan saya yang sekarang ini benar-benar sudah buntu bagi saya.

(C) Karena tidak ada peluang lagi di perusahaan itu, saya akhirnya memutuskan bahwa inilah waktunya untuk mencari pekerjaan baru. Saya telah menetapkan beberapa jenjang karir untuk diri saya dan itu tidak dapat saya capai di perusahaan itu. Yang saya cari adalah sebuah pekerjaan di perusahaan besar di mana saya dapat memberikan kontribusi, namun juga dapat menjajaki jalan karir yang memiliki lebih banyak tanggung jawab.


Spoiler for evaluasi jawaban pertanyaan 2:
EVALUASI JAWABAN

Jawaban Terkuat

(A) Inilah jawaban terkuat, bukan karena perampingan itu, melainkan adanya kesan kemantapan. Anda menyukai apa yang Anda lakukan dan berharap perampingan itu tidak terjadi. Dengan kata lain, jika masalah itu tidak berada di luar kendali Anda, Anda masih beradai di sana. Jawaban ini mengisyaratkan adanya sikap yang bagus terhadap kejadian yang tidak menguntungkan.

Jawaban Pertengahan

(C) Ini jawaban yang dapat diterima. Memang alamiah mencari tanggung jawab yang lebih, sebagaimana halnya dapat diterima untuk meninggalkan sebuah pekerjaan. Seorang pewawancara yang ahli akan melanjutkannya dengan pertanyaan tentang tujuan-tujuan karir Anda dan mengapa Anda beranggapan hal itu dapat Anda peroleh di perusahaan yang baru. Sudah siapkah Anda untuk menjawab pertanyaan itu?

Jawaban Terlemah

(B) Inilah jawaban terlemah karena terdengar klise. Salah satu jawaban paling umum untuk pertanyaan ini adalah bahwa Anda "sedang mencari tantangan." Seorang pewawancara mungkin akan beranggapan bahwa jika Anda bosan pada pekerjaan terakhir, Anda akan menganggap pekerjaan ini juga membosankan, atau setidaknya tidak cukup "menantang" lagi.

BERILAH PENILAIAN PADA DIRI ANDA

Bila Anda memilih jawaban (A), beri nilai diri Anda 5 poin.

Bila Anda memilih jawaban (C), beri nilai diri Anda 3 poin.

Bila Anda memilih jawaban (B), beri nilai diri Anda 0 poin.

bersambung ya cin.... masih ada 2-50 lagi :p
sering2 aja main kesini :)






Add to Google Reader or Homepage
Read More

5.30.2010

Foto Pre Wedding lucu (ngakak inside)

hai kaskuser semua
iseng2 sitewalking ke forum tetangga nemu foto2 gokil abis
dimulai dari satu thread dimana salah satu usernya minta foto prewed (mungkin ) yang dia punya buat dieditin jadi lebih dramatis

awalnya kaya gini :


gelap ya gan?
ga menarik juga kan

setelah diedit ama dedengkot2 di forum tetangga jadinya kaya gini :
Spoiler for 1:

becek2 romantis


Spoiler for 2:

ada sungainya gan


Spoiler for 3:

ujan gan. sosweet


Spoiler for 4:

musim semi gitu deh



Spoiler for 5:

pagi2



mulai ngaco nih

Spoiler for 1:

harimaunya laper tuh


Spoiler for 2:

habis harimau, buaya yang nongol


Spoiler for 3:

ada yang ngintip


Spoiler for 4a:

serem gan


Spoiler for 4b:

pingsan dia


Spoiler for 5:

ngilang gan


Spoiler for 6:

nyumput gan


Spoiler for 7:

nahlo


Spoiler for 8:

gw liat yang ini


Spoiler for 9:

bang haji pun berbicara



sekian laporan sitewalking dari ane
kurang lebihnya minta maap
cendol dong gan , sory ga gi minat bangun rumah

originaly post from diposedicigp8 kaskus thread : here
Read More