Tampilkan postingan dengan label Tutorial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tutorial. Tampilkan semua postingan

3.12.2011

3 Kejujuran yang Merusak Hubungan para Pasangan

Ada 3 kejujuran yang bisa merusak hubungan Bersikap terbuka dan jujur dalam sebuah
hubungan memang penting. Tapi, terkadang Anda perlu mengkamuflase sedikit fakta.
Seperti tiga hal berikut ini, yang sebaiknya kekasih Anda tidak perlu tahu. Karena jika Anda mengungkapkannya terlalu jujur, dapat berdampak pada hancurnya hubungan.
Seperti dikutip sheknows,berikut tiga hal yang tidak perlu dikatakan si dia.



1. Bermimpi tentang pria lain Mimpi adalah sesuatu yang tidak nyata, jadi mengapa Anda harus menceritakan tentang mimpi Anda bersama pria lain. Beberapa pria terkadang sulit menerima ada pria lain hadir di mimpi Anda. Daripada memicu pertengkaran, lebih baik tidak perlu diceritakan.



2. Ada pria lain yang mengajak berkenalan Jika kekasih Anda tipe pria
pencemburu, hati-hati saat menceritakan pria lain. Potong bagian cerita dimana ada pria yang ingin berkenalan dengan Anda, saat Anda pergi bersama
teman-teman. Cukup katakan Anda menikmati pergi bersama sahabat-sahabat wanita Anda.

3. Anda tidak menyukai ibunya
Pria mudah tersinggung jika ada yang membicarakan tentang keburukan ibunya. Maka dari itu, simpan komentar negatif itu untuk diri sendiri dan jangan
beritahukan kekasih Anda

Add to Google Reader or Homepage
Read More

2.25.2011

Cara Cek Shutter Count (SC) dan Umur DSLR Anda


Sekedar berbagi, Mungkin ada sebagian temen-temen fotografi sudah mengetahui tentang SC (Shutter Count). Apa sih SC (Shutter Count) itu ? Banyak yang menyebutkan kalau SC (Shutter Count) ini adalah umur kamera "jepretan" dari kamera Digital SLR.
Saya ingin berbagi apa yang sudah saya dapat dari web tentang SC (Shutter Count) ini. Tetapi ada beberapa fotografer yang tidak mengetahui sampai dimanakah batas / umur SC (Shutter Count) tersebut ?!

Disini saya ingin berbagi informasi tentang SC (Shutter Count) untuk temen-temen fotografi . Agar sama-sama mengetahui batas jepretan (frame) di kamera masing-masing (jadi kan kita gak asal moto ntar, sayang donk kalo ganti SC dalam waktu dekat [:D]). Apalagi temen-temen yang membeli kamera Digital SLR second, harus wajib di cek / tanya tuh sama yang mpunya sebelum pindah tangan, masa baru beli gak lama ud ganti SC (Shutter Count) ?

Untuk chek SC pake INI...

http://www.opanda.com/en/iexif/download.htm

Cara :
1.instal dolo
2.setelah instal jalankan Opanda IExif 2.3
3.open di opanda nya ..taruh foto yang terahir kamu foto..
4.entar keluar data2 disebelah nya terus cari "Total Number of Shutter Releases for Camera" disitu ada angka nya ...SC nya ..

untuk lebih jelas :
http://www.techmalaya.com/2008/01/22/check-nikon-digital-slr-camera-shutter-count-with-opanda-iexif/

untuk massa sc ini :

#NIKON#
===========

Nikon D40
Average number of actuations after which shutter is still alive: 13,057.2
Average number of actuations after which shutter died: 106,250.9

Nikon D40X
Average number of actuations after which shutter is still alive: 12,741.9
Average number of actuations after which shutter died: 16,075.7

NIKON D50
Average number of actuations after which shutter is still alive: 41,674.3
Average number of actuations after which shutter died: 18,599.0

Nikon D60
Average number of actuations after which shutter is still alive: 9,644.9
Average number of actuations after which shutter died: 8,625.3

NIKON D70
Average number of actuations after which shutter is still alive: 38,452.0
Average number of actuations after which shutter died: 51,807.2

NIKON D70s
Average number of actuations after which shutter is still alive: 27,040.6
Average number of actuations after which shutter died: 76,415.3

NIKON D80
Average number of actuations after which shutter is still alive: 16,002.4
Average number of actuations after which shutter died: 22,861.5

NIKON D200
Average number of actuations after which shutter is still alive: 74,082.7
Average number of actuations after which shutter died: 146,533.2

Nikon D300
Average number of actuations after which shutter is still alive: 162,997.2
Average number of actuations after which shutter died: 62,002.3


===========
#CANON#
===========

Canon EOS 350D / Digital Rebel XT
Average number of actuations after which shutter is still alive: 35,053.6
Average number of actuations after which shutter died: 166,675.5

Canon EOS 400D
Average number of actuations after which shutter is still alive: 20,633.5
Average number of actuations after which shutter died: 27,287.7

Canon EOS 450D
Average number of actuations after which shutter is still alive: 5,516.4
Average number of actuations after which shutter died: 11,958.0

Canon EOS 1000D
Average number of actuations after which shutter is still alive: 2,554.5
Average number of actuations after which shutter died: no data

Canon EOS 40D
Average number of actuations after which shutter is still alive: 222,932.4
Average number of actuations after which shutter died: 689,908.5

Canon EOS-1D Mark II
Average number of actuations after which shutter is still alive: 109,656.4
Average number of actuations after which shutter died: 100,588.1


PS : dapet Guide dari website lain. Semoga bermanfaat
@arie.saputro
--------------------------------------------
@arie.saputro
09-10-2010, 10:48 AM
terimakasih atas infonya......untuk NIKON D90 massa SC nya berapa ya??

untuk D90 silahkan baca penjelasannya disini
http://www.olegkikin.com/shutterlife/nikon_d90.htm

semoga dpt membantu



Add to Google Reader or Homepage
Read More

1.26.2011

Belajar Fotografi - Tips untuk mengubah ISO setting

Pada postingan sebelumnya mengenai ISO setting , saya hanya membahas mengenai ISO dan petunjuk pemakaiannya. Disini akan saya bahas mengenai faktor-faktor yang akan mempengaruhi kita dan bisa kita jadikan bahan pertimbangan untuk mengganti ISO setting pada saat kita akan mengambil gambar.



Yups,bener sekali,ada beberapa pertimbangan yang harus kita perhatikan sebelum mengganti ISO setting,dan beberapa pertimbangan itu adalah :
1.Cahaya ==> seberapa terang cahaya yang menyinari objek
2.Noise ==> apakah kita ingin gambar dengan noise atau tidak
3.Tripod ==> bawa tripod atau tidak
4.Objek bergerak atau diam ==> apakah objek yang kita foto bergerak atau diam

Ya,ke-empat faktor diatas perlu kita pertimbangkan apabila akan mengubah ISO setting

"mengapa demikian?"

Karena dengan mengubah ISO setting maka juga akan berpengaruh pada kecepatan shutter speed dan besar kecilnya aperture pada kamera,yang nantinya juga mempengaruhi hasil dari foto yang kita ambil.


Oke,biar lebih jelasnya saya terangkan satu-persatu keempat faktor diatas :
1.Cahaya
Seperti kita ketahui peranan cahaya dalam fotografi sangat berati sekali,itupun juga berpengaruh pada ISO setting. apabila cahaya cukup maka kita gunakan ISO kecil dan apabila cahaya tidak mencukupi maka gunakanlah ISO tinggi agar sensor gambar peka sehingga bisa menyerap cahaya dengan cepat.
Tetapi konsekuensi dari penggunaan ISO tinggi hasil gambar akan terlihal noise.

2.Noise
Diatas diterangkan apabila kita menggunakan ISO tinggi maka hasil gambar akan noise,ya hal itu dikarenakan sensor gambar dipaksa untuk menyerap cahaya secara cepat pada kondisi pencahayaan yang rendah (gelap).
Apabila kondisi cahaya gelap dan kita tidak ingin hasil gambar yang noise maka pilihlah ISO setting yang rendah dengan konsekuensi shutter speed akan menjadi lama menutupnya karena diperlukan waktu lama bagi sensor gambar dalam menyerap cahaya. Oleh karena itu diperlukan tripod.

3.Tripod
Tripod berfungsi untuk menopang kamera agar stabil,pada saat pencahayaan rendah dan kita ingin menghasilkan foto yang bersih tanpa noise sangat dibutuhkan tripod,karena dengan ISO rendah dan pencahayaan rendah maka kitapun harus memilih shutter speed dengan kecepatan rendah,dimana bila shutter speed rendah diperlukan kestabilan kamera,karena ada gerakan sedikit maka hasil gambar akan blur.

4.Objek bergerak atau diam
Hal ini juga harus diperhatikan,apabila objek yang akan kita ambil bergerak dan pencahayaan rendah kita harus memilih ISO tinggi agar kita bisa memilih shutter speed yang cepat untuk merekam moment tersebut,contoh : konser musik dalam gedung
Tetapi apabila objek diam tidak ada salahnya kita pakai ISO rendah agar gambar tidak noise tapi perlu diingat kestabilan kamera.

ISO adalah salah satu aspek penting dalam fotografi digital saat ini,untuk lebih mengerti ISO setting,habis baca postingan ini langsung buat eksperimen,cobalah ganti ISO dan lihatlah hasilnya.
Saran,kritik dan pertanyaan ditunggu ya...

source

Add to Google Reader or Homepage
Read More

1.13.2011

Professional Or Amateur?

Ada 5 hal utama yang membedakan antara seorang profesional sejati dengan amatir

Definisi dari seorang professional photographer bisa berbeda-beda tergantung pada sudut pandang seseorang yang menilai. Menurut saya, seorang profesional bukanlah orang yang mendapatkan penghasilan dari pekerjaan memotret saja. Berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan sharing dengan para rekan fotografer baik di dalam maupun luar negeri, saya dapat menyimpulkan 5 hal utama yang membedakan antara “real professional” dengan “amateur photographer”
Adapun perbedaanya adalah:

1. Dari tujuan mereka (their purpose)
Para fotografer amatir pada umumnya memiliki tujuan utama memotret  just for fun atau mungkin hanya untuk membeli peralatan kamera yang lebih baik, dan ada pula yang menganggapnya sebagai hobby atau mengisi waktu luang sambil mencari tambahan penghasilan melalui kamera mereka.
 Sedangkan seorang profesional memiliki tujuan yang lebih besar dimulai dengan passion terhadap fotografi yang kemudian merubahnya menjadi penghasilan yang menguntungkan dan berkesinambungan dari hari ke hari. 
REAL PHOTOGRAPHERS ALWAYS PUT THE QUALITY AS
THE MAIN PRIORITY RATHER THAN THE PRICE,
WHILE AMATEURS DO THE OPPOSITE

2. Dari cara pikir/ mindset mereka (their mindset)

Seorang fotografer profesional biasanya berpikir lebih sebagai seorang  entrepreneur / wirausaha / berfikir lebih ke bisnis daripada hanya aktifitas memotret, karena dalam bisnis fotografi terdapat banyak komponen selain hanya memotret, diantaranya yaitu: marketing, selling, production, service,  dll. Seorang wirausaha tentunya sangat enjoy melakukan hal itu apalagi didukung oleh passion-nya  terhadap fotografi. Tetapi yang kerap kali terjadi malah sebaliknya, dimana fotografi adalah nomor satu, sedangkan bisnis menjadi nomor dua. Dengan kata lain, “Yang penting foto dulu, jualannya nanti saja.”
Hal ini menjadi sangat penting karena seni akan menjadi tidak berarti tanpa didukung oleh keahlian dalam bebrapa komponen dalam bisnis fotografi seperti yang telah saya sebutkan di atas. Seorang fotografer yang bagus tidak akan dapat dikenal masyarakat tanpa adanya Good Marketing and Promotion Skill. Dan apabila masyarakat tidak mengetahui kualitas mereka, maka keahlian yang sangat valuable tersebut tidak akan menguntungkan bagi fotografer tersebut.

3. Dari yang mereka lakukan (their action)
Seorang fotograferr profesional akan terus belajar dan berlatih untuk mengembangkan skill yang dimiliki. Tentunya bukan hanya dengan semakin banyak memotret maka secara otomatis akan menjadi hebat. Saya kurang setuju dengan istilah “practice makes perfect “. Bukan practice makes perfect , tetapi “right practice makes perfect”. Dengan kata lain, pelatihan yang tepatlah yang akan membuat kita sempurna. Lalu bagaimana caranya berlatih?

Anda tidak harus sekolah mengambil jurusan fotografi selama bertahun-tahun di universitas ternama di luar negeri, karena banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan The Right Practice. Salah satu contohnya adalah dengan meluangkan waktu dan mendisiplinkan diri Anda untuk membuat photo assignment.
Tentukan tema foto yang ingin Anda buat, praktikkan ide-ide dan style-style baru. Untuk mencari ide-ide baru tersebut, Anda dapat search di internet. Mengikuti seminar-seminar tentang fotografi, membaca buku, membuat portfolio yang lebih bervariasi, mencari mentor yang sudah sukses, hadir ke photography exhibition, dll akan sangat membantu.
Seorang real professional adalah pembelajar yang baik. Tidak akan ada kata berhenti untuk berkembang dalam Kamus mereka (never ending learning).
"An amateur loves what they do, and thinks there is no room for improvement. But a professional knows the education will never stop. There’s always room for  improvement."

4. Dari standard mereka (their standard)
Real professional selalu berorientasi pada kualitas, sedangkan amatir akan selalu bicara mengenai harga. Ada istilah "You pay peanut, you get monkey". Maksudnya adalah, apa yang Anda bayar, itu yang akan Anda dapatkan. Saya tidak berkata bahwa harga tidak penting. Harga sangatlah penting. Tetapi kalau bicara mengenai kualitas, maka akan ada harga yang harus dibayar.
Seorang profesional akan sangat selektif dalam memilih produk-produk yang dia beli dan dengan siapa dia berpartner / bekerjasama. Contohnya adalah dalam pemilihan kamera, lensa, media penyimpanan file digital, studio lighting, sampai pada photo album sebagai media penyimpanan foto yang akan diberikan kepada client mereka sebagai hasil akhir karyanya.
Bahan-bahan dan supplier photo album yang sudah berpengalaman dan diakui kualitasnya, merupakan pilihan utama. Bukan hanya karena harga yang murah, tetapi lebih menitikberatkan pada produk yang benar-benar bisa mewakili brand image dari sang fotografer. Selain itu merek (Brand) dari sebuah produk dan para supplier yang dapat diandalkan sangatlah penting. Mereka hanya bekerjasama dengan para supplier yang terbaik dan bisa diandalkan dengan kata lain “They only work with the best”. Hal tersebut merupakan factor penentu dalam memberikan After Sales Service yang memuaskan dan mengurangi timbulnya masalah yang terjadi di kemudian hari karena They are reliable.





5. Dari Kualitas mental mereka (their mentality)
Seorang profesional sejati adalah seorang pejuang yang gigih dan tidak pernah menyerah dalam berusaha. Mereka mungkin pernah gagal berkali-kali namun tidak pernah berhenti mencoba dan tidak pernah putus asa. Mereka pernah jatuh, namun bangkit lagi. Mereka adalah orang-orang yang sangat persistent.
Seorang profesional adalah seorang yang memiliki keberanian dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis baik dari photography style maupun dalam menentukan harga yang pantas untuk jasa mereka.
Mereka mungkin tidak lebih hebat dari seorang amatir, namun mereka lebih berani mengambil resiko yang mungkin terjadi, sebab sukses menghampiri mereka yang berani bertindak dan mau berjuang mati-matian. Kesuksesan tidak akan menghampiri orang yang penakut dan tidak berani bertindak dan hanya mengikuti arus persaingan yang makin membawanya ke level yang lebih rendah sehingga berujung pada kehancuran.
Semoga atikel ini dapat membantu memberikan masukan bagi Anda untuk menjadi lebih baik. Anda setuju atau tidak adalah hak Anda karena setiap orang mempunyai pandangan masing-masing …

GOOD LUCK !!!

source
Add to Google Reader or Homepage
Read More

7.27.2010

Infrared Photoshop Tutorial

Share



setelah banyak nya pertanyaan yang muncul dari teman2 apa sih ? kaya gimana sih fotonya?? sekarang saya coba menjawab apa itu? ya... ga tau :p
wkwkw...

ga deng.. penjelasan IR photo atau referensi seperti apa foto infrared bisa diliat di infrared photo. males ngetiknya. coz disini saya cuma mau coba kasih tau trik cara buat dari photoshop :p

setelah melihat harga opreknya saya blom kesampaian sepertinya untuk beli sendiri. tapi kalo nyobain sih udah :p. ada 3 cara yang biasanya orang2 buat foto infrared.
1. kamera yang sudah di upgrade sensornya. seperti infrared dibyo and infrared harlim
2. memakai filter IR , kalo ini musti tehnik tinggi nih :p kos filternya gelap bgt kalo tidak mengerti pengaturan cahaya pasti agak kesulitan...
3. Digital imaging via photoshop (cara murah meriah...)

memang sih warnanya ga begitu sama baiknya dengan operakan tapi lumayan lah buat menyenangkan diri :p. oke mulai :

kuncinya sih hanya memainkan chanel mixer di PS aja, kalo ga tau dimana letak CM coba liat di gambar ini :



dan beberapa usaha sendiri yang ga jauh dari ini ko'

* Open image
* Duplicate layer
* Auto level layer yg tlh di duplikat
* Buka menu Image/Adjusment/Chanel mixer
* Klik kotak Monocrome/kemudian set R,G,B sesuai keinginan
* Layer yg tlah di duplikasi tlah jadi
* Kemudian di Level kembali untuk men-set terang gelap.

nah foto supir bajaj ini saya ga tau foto dari mana nih saya dapet :p - untung file nya dinamain dan tidak dirubah oleh uploader sebelumnya. saya search aja di mbah google, ga tau nya sumber aslinya dari blog artis cantik Olla Ramlan , buat fotografernya saya mohon izin pakai ya :D. biar semangat belajar IR nya

btw mirip infrared ga sih??
lumayan lah untuk infrared wannabe yang tidak sanggup beli cam IR seperti saya =))
Read More